Sabtu, 23 Februari 2013

Bentuk Perhatian Orang Tua Terhadap Tingkah laku Remaja

Bentuk Perhatian Orang Tua Terhadap Tingkah laku Remaja

Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Pendidikan Anak


Ada beberapa bentuk perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan keberhasilan pendidikan anak. Karena itu, yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, di samping lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Orstein dan Levin (T. O. Ihromi, 2004) menyatakan bahwa “persiapan yang dilakukan orang tua bagi keberhasilan pendidikan anaknya antara lain ditunjukkan dalam bentuk perhatian terhadap kegiatan pembelajaran anak di sekolah dan menekankan arti penting pencapain prestasi oleh sang anak”. Dari pernyataan tersebut memberi makna bahwa, bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anaknya dapat dilakukan dengan perhatian pada kegiatan belajar anak dalam hal ini adalah pengawasan terhadap belajar anak dan pemberian motivasi.
bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anak dapat berupa:
  1. Mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak 
  2. Memantau perkembangan kemampuan akademik anak 
  3. Memantau perkembangan kepribadian (sikap, moral, tingkah laku) 
  4. Memantau efektivitas jam belajar di sekolah”.
Dari pernyataan tersebut, perhatian orang tua pada pendidikan anak terutama ditujukan kepada perkembangan dan kegiatan belajar anak. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar (Hasbullah, 2005).
Pernyataan oleh Hasbullah tersebut bermakna bahwa bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anak dapat berupa memperhatikan pengalaman-pengalaman anak selama bersekolah, menghargai segala usaha anak, membimbing atau mengarahkan anak untuk belajar di rumah serta memberikan motivasi kepada anak. Dari berbagai macam bentuk-bentuk perhatian yang telah dipaparkan, adapun bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah perhatian terhadap kegiatan belajar anak, pemberian motivasi dan pemenuhan kebutuhan sekolah anak.
Perhatian Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar
Sugihartono dkk (2007) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya”.
Hal senada diungkapkan Muhibbin Syah (2010) bahwa “belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Hal ini berarti dengan belajar akan membawa perubahan.
Dari pengertian belajar yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah dan Sugihartono, terdapat dua unsur pokok dalam belajar yaitu:
  1. Adanya proses perubahan tingkah laku 
  2. Proses belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman seseorang dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan lingkungan. Nana Sudjana (2005) menyatakan bahwa “kegiatan belajar atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respon peserta didik”.
Dari apa yang dikemukakan Nana Sudjana memberikan gambaran bahwa dalam kegiatan belajar melibatkan dua unsur utama, yaitu unsur yang berasal dari dalam siswa dan unsur yang berasal dari luar siswa berupa stimulus dari lingkungan, salah satunya adalah stimulus yang berasal dari perhatian orang tua.
“Belajar memerlukan bimbingan orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak” (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004). Hal ini berarti, perhatian orang tua membantu perkembangan belajar anak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anak dalam menyelesaikan semua tugas sekolah yang diberikan. Dengan perhatian orang tua dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyono Abdurrahman (2009) bahwa “kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua, ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan”.
Selain itu, orang tua dituntut untuk dapat membentuk suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Peran orang tua dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain (E. Mulyasa, 2005):
  1. Menciptakan budaya belajar di rumah. 
  2. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah. 
  3. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler. 
  4. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar. 
  5. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah agar tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan. 
  6. Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya. 
  7. Menyediakan sarana belajar yang memadai, sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.
Lebih lanjut Nasruddin (2009) menguraikan langkah-langkah yang harus dilakukan orang tua berhubungan dengan proses belajar anak, antara lain:
  1. Setiap ada pekerjaan rumah (PR) orang tua harus membantu dalam menyelesaikannya apabila anak mendapat kesukaran. 
  2. Memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak tentang cara-cara belajar yang efektif. 
  3. Mengatur kedisiplinan waktu yang teratur kepada anak agar dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dalam belajar, bekerja dan waktu istirahat. 
  4. Mengontrol setiap ada kegiatan di rumah, apakah ada kegiatan belajar yang diberikan guru di sekolah. 
  5. Memenuhi segala kebutuhan anak yang dapat menunjang proses belajar misalnya tentang buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis menulis. 
  6. Setiap belajar anak diikuti secara seksama, apakah benar-benar belajar atau tidak. 
  7. Mengusahakan bantuan dari orang lain bila orang tuanya tidak mampu menyelesaikan kesulitan belajar anak. 
  8. Mengecak kehadiran anaknya di sekolah, baik dengan menanyakan kepada guru-guru, ataupun melalui teman-teman sekelasnya atau melalui absen kehadiran di sekolah.
Peranan orang tua yang dikemukakan oleh Mulyasa dan Nasruddin tersebut memberikan gambaran bahwa, sesungguhnya orang tua merupakan penanggung jawab utama pendidikan anak. Dalam pengertian ini, keberhasilan belajar anak di sekolah bukan hanya merupakan usaha dari guru dan anak sebagai peserta didik, tetapi keberpihakan orang tua yang memberikan dukungan berupa perhatian, dorongan dan pengawasan kepada anaknya untuk belajar di rumah ikut memberikan andil. Dengan kata lain, orang tua mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan pendidikan anak.
Memberikan Motivasi
Oemar Hamalik (2004) menyatakan bahwa “istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam semua stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut”. Hal ini berarti motivasi sebagai pendorong bagi seseorang untuk melakukan kegiatan. Peran motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar dan sekolah.
Pengertian motivasi lainnya dikemukakan oleh Santrock (2008) bahwa “motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku yang penuh energi, dan bertahan lama”. Dari apa yang dikemukakan oleh Santrock ini dapat dijelaskan bahwa dengan memberikan motivasi akan memberikan semangat kepada seseorang untuk terus berusaha sekuat tenaga dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua sudah seharusnya mampu memberikan dorongan dalam hal ini memotivasi anak untuk terus belajar. Ngalim Purwanto (2007) mengatakan bahwa “jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai”. Dari apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto tersebut diketahui bahwa motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar anak.
Dengan motivasi belajar yang tinggi akan memberikan semangat bagi anak yang bersangkutan untuk tetap bersekolah walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai. Berbeda dengan anak yang motivasi belajarnya rendah, maka semangat untuk bersekolah juga rendah, yang pada akhirnya berpeluang besar untuk putus sekolah.
Pemenuhan Kebutuhan Sekolah
Di samping memberikan perhatian pada kegiatan belajar anak dan motovasi, bentuk perhatian orang tua yang tidak kalah pentingnya adalah memenuhi kelengkapan kebutuhan sekolah anak. Kebutuhan sekolah adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pendidikan anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain.
Kebutuhan belajar, menurut Bimo Walgito (Insan Cita, 2012), adalah “segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain”. Belajar tidak akan berjalan dengan baik tanpa alat-alat belajar yang cukup. Hal ini berarti, salah satu penunjang keberhasilan pendidikan anak adalah didukung sarana sekolah yang memadai. Dengan adanya fasilitas sekolah yang memadai, maka anak menjadi termotivasi untuk ke sekolah. Anak tidak merasa kesulitan dan bersemangat dalam melakukan kegiatan belajar karena semua fasilitas belajarnya telah tersedia.


Kamis, 21 Februari 2013

Langkah Terbaik bagi Orang tua Mendidik Anak dalam Menggunakan Internet


Tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama anaknya. Tetapi lebih kepada kualitasnya.
Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? berikut tipsnya :

1. Dekati anak, pahami karakternya
Orangtua yang baik berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap.

2. POSITIVE PARENTING
Terapkan positive parenting yaitu menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.

3. LIBATKAN DAN AJAK DISKUSI
Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis.

4. MANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN
Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.”

5. SEDIAKAN WAKTU KHUSUS
Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi.

6. TEGAKKAN DISIPLIN
Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sanski.

7. BERILAH CONTOH YANG BAIK
Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan.
Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa.
Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya.
Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

8. UNGKAPKAN KASIH SAYANG
Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu tak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar kepada anak.

9. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasikan denagn jelas dan lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak.
Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.

10. SAAT MARAH, ANAK JANGAN DIJADIKAN PELAMPIASAN
Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa kerumah.
Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan.
Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya.
Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti biasa.


Rabu, 20 Februari 2013

Dampak Internet Usia Pelajar


Dampak negatif internet

dampak negatif internet bagi pelajar
Internet adalah sebuah produk teknologi. Sebuah produk tentu memberikan dampak negatif dan positif. Dampak negatif atau positif dapat dirasakan oleh semua kalangan, termasuk pelajar. Dampak positif atau negatif dari internet bagi pelajar tentu saja ditimbulkan dari cara penggunaan internet itu sendiri. Penggunaan internet sebagai media penghubung serba cepat memang sudah tidak mudah dipisahkan dari kehidupan kita. Segala macam persoalan komunikasi dapat diselesaikan dengan internet. Dampak positif dan negatif internet bagi pelajar tentu saja tidak muncul bersamaan. Seharusnya dampak positif lebih mendominasi, jika cara penggunaan internet itu benar. Dampak positif dan negatif bagi pelajar sifatnya tidak mutlak. Penilaiannya terletak pada apa yang dirasakan secara personal. Namun secara umum dapat disimpulkan tentang kerugian atau dampak negatif internet bagi pelajar.

Dampak negatif: asosial

Dampak negatif yang paling umum dialami oleh pelajar adalah kecenderungan untuk lebih nyaman berkomunikasi melalui internet daripada secara langsung. Ia akan merasa lebih memiliki kedekatan dengan obyek komunikasi melalui internet, daripada berkomunikasi langsung. Hal ini akan memunculkan rasa asosial yang membuat seorang pelajar “mengisolasi diri”. Memang ada dampak positif dari kedekatan pelajar dengan internet, yakni dapat mengenal seluk beluk internet dengan baik, namun akan merugikan jika pada akhirnya seorang pelajar merasa lebih nyaman berhubungan dengan benda mati daripada berhubungan dengan manusia. Rasa emosi menjadi kurang tajam dan mengakibatkannya tidak peka terhadap lingkungan.

Dampak negatif: mengganggu kesehatan

Dampak negatif internet bagi pelajar adalah kesehatan mata, terlalu banyak duduk dan gangguan saraf tangan karena terlalu sering mengetik dan mengklik mouse. Kerja tubuh yang lebih banyak pada hal yang diulang-ulang akan menyebabkan dampak negatif. Terlalu sering berada di depan layar dengan terkoneksi pada internet menyebabkan organ tubuh mengalami kelelahan dan mempengaruhi fungsi organ tersebut sedikit demi sedikit. Selain itu ada kemungkinan terjadinya kriminalitas yang merupakan dampak kemudahan internet. Pada awalnya hanya pencurian identitas, lalu penjualan barang palsu yang bermaksud menipu lalu merembet pada motif kejahatan lain seperti perampokan. Hal ini bisa terjadi setelah sebelumnya mengetahui alamat korban dari internet atau jejaring sosial.

Dampak negatif: pornografi

Selain itu ada yang paling dekat dengan internet dan sangat negatif, yakni pornografi. Pornografi memang hal yang sangat rentan terjadi di internet. Dampak negatif yang ditimbulkannya pun dapat dilihat secara langsung dalam tempo yang tidak terlalu lama. Bagi kalangan remaja yang masih labil, mereka akan menganggap aksi pornografi yang dilihatnya melalui internet adalaih hal yang wajar. Itulah penyebab banyaknya penyimpangan perilaku seksual para remaja dewasa ini, mengingat mereka mendapatkan pendidikan seks dari sumber yang menyesatkan.
Dampak positif dan negatif memang selalu ada, terutama tentang internet bagi pelajar. Hal ini menunjukkan ketidaksempurnaan karya manusia. Sebagai pengguna internet dan sebagai pribadi yang berpendidikan, para pelajar seharusnya tahu tentang dampak negatif dan dampak positifnya sehingga diharapkan bisa memilih yang baik bagi dirinya. Berbekal pengetahuan tentang dampak negatif internet bagi pelajar, seharusnya para pelajar bisa lebih bijak dalam menggunakan internet.

Dampak positif internet

Penggunaan internet tidak dapat dipisahkan lagi dari hidup kita, terutama bagi pelajar. Ada banyak hal yang dapat dipetik dari internet, berhubungan dengan dampak positif internet bagi pelajar. Dampak internet bagi pelajar dapat dirasakan berdasarkan cara penggunaannya. Dampak positif internet bagi pelajar sifatnya tidak mutlak dikarenakan penilaiannya tidak sama secara personal. Namun secara umum, dampak positif internet bagi pelajar dapat disimpulkan dalam beberapa bagian besar.
dampak positif internet bagi pelajar
Dampak positif internet bagi pelajar adalah pada bagian informasi. Pelajar dapat menelusuri dan mengetahui banyak hal dari internet. Jika pada masa sebelum ada internet informasi adalah hal yang terbatas, tidak lagi pada masa kini. Internet dapat membantu pelajar menemukan informasi apa saja yang mereka butuhkan, terutama yang berkaitan dengan tugas dan pelajaran sekolah. Dulu ilmu pengetahuan hanya ada jika dicari dalam buku atau bertemu dengan orang yang lebih pintar. Oleh karena itu penyebaran ilmu dan informasi menjadi sangat lambat, tidak banyak dan sangat mahal.
Dengan internet, seorang pelajar dapat mengetahui banyak hal hanya dengan mengetikkan kata kunci yang ingin dicari olehnya. Tidak berapa lama, maka daftar halaman artikel yang berkaitan dengan kata kunci tersebut akan muncul dalam jumlah yang luar biasa banyaknya. Hal ini tentu sebuah efektifitas yang tidak dapat lagi disangkal keberadaannya. Dari segi biaya pun akan lebih murah karena dengan beberapa ribu rupiah sudah dapat mengakses internet. Jauh lebih murah daripada membeli buku yang harganya mencapai puluhan hingga ratusan ribu. Selain itu waktu yang digunakan juga relatif singkat, sehingga pelajar tidak membuang waktu hanya mencari literatur saja.
Dampak positif internet bagi pelajar yang lain adalah untuk mereka yang gemar menulis. Pelajar dapat membuat blog yang memuat tulisan mereka sendiri dan dapat dipublikasikan. Tulisan sesederhana apapun bisa saja bermanfaat bagi orang lain. Namun yang perlu diperhatikan adalah kedewasaan dalam menulis supaya tidak menyinggung perasaan kelompok tertentu yang bisa menimbulkan masalah. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa diterima atau setidaknya memiliki rambu-rambu yang dapat membuat orang dapat memahami isi tulisan tanpa harus tersinggung dan marah.
Tulisan apapun di internet dapat menjadi referensi sepanjang masa. Internet adalah media yang terus terhubung selama dua puluh empat jam tanpa berhenti. Media ini diusahakan masih ada selama dunia juga masih ada. Jadi tulisan yang dibuat oleh pelajar bisa bermanfaat dan bisa dibaca dari generasi ke generasi. Tentu saja internet bisa menjadi metode belajar yang mengasyikkan. Terutama bagi mereka yang menyukai cara belajar sendiri atau otodidak. Selain itu internet juga dikembangkan menjadi media e-learning yang dapat mengatasi permasalahan di dalam kelas dimana pembelajaran kadang berjalan kurang sempurna.
Selain dalam hal pembelajaran formal, pelajar juga bisa belajar berbisnis. Pelajar yang memiliki produk dapat memajang foto produknya disertai detail, harga dan alamat kontak untuk ditawarkan kepada pengguna internet. Pelajar tidak perlu menunggu tokonya karena ia dapat menjalankan itu dimana saja. Ketika ada pesanan, baru barang akan dikirim. Dampak positif lain adalah komunikasi antar pelajar yang terus terjalin meskipun sudah tidak berada di sekolah. Hal ini dapat menambah keakraban dan intensitas yang tinggi. Dengan seringnya komunikasi, maka rasa solideritas antara pelajar dapat terjalin dengan baik.
Namun dari semua dampak positif diatas, pasti ada dampak negatif internet yang menyertainya. Salah satunya adalah ketergantungan terhadap internet dapat pula menyebabkan hal yang tidak baik bagi pelajar. Apapun yang berlebihan itu tidak baik, seperti nternet yang baik, namun jika berlebihan akan menjadi tidak baik juga